Rabu, 11 September 2013

Situs sejararah yang kurang di hargai


Museum Lokasthiti Giri Badra,Situs Sejarah yang Kurang Dihargai

       Tepatnya di Grumbul Pangebonan, desa Cipaku, kecamatan Mrebet, bidang tanah yang dibeli  Romo Mintohardjo Tjokronegoro,dengan luas 4000 meter persegi ini  awalnya hanya dibangun sebuah rumah,baru setelah 5 tahun  bangunan tempat menyimpan batu purbakala  dibangun disekitar rumah menyerupai taman yang disusun dengan teratur,hal ini dilakukan karena setiap urutan dan peletakan batu memiliki  makna. Kebanyakan koleksi di Museum Lokasthiti Giri bhadra berasal dari daerah sekitar museum terutama batu berbentuk Lingga dan Yoni,ada juga batu berbentuk patung Ganesha.
Tidak hanya koleksi benda purbakala, masih di sekitar museum juga di bangun semacam Pendapa yang berisi alat musik Gamelan yang biasanya di mainkan ketika masuk bulan Sura atau Muharam.Pemilihan Cipaku sebagai tempat pembangunan museum juga tidak sembarangan, karena menurut ilmu Kejawen di daerah ini dianggap paling banyak memiliki energi gaib.

         Awal pembangunan museum sempat  mendapatkan hambatan dari Disbudparpora daerah Purbalingga dan protes dari warga sekitar karena dianggap sesat dan menyebabkan beberapa warga sekitar  sakit, Beberapa kali mereka juga di datangi pihak pihak yang mengatas namakan agama hingga merusak koleksi benda museum tanpa alasan yang jelas.”Sebenarnya ini hanya hobi dan kesukaan kami mengkoleksi dan menguri uri benda purbakala,mereka terkadang aneh”kata Tunggul,Juru kunci yang menggantikan Romo Mintoharjo,yang telah wafat sekitar lima tahun lalu,beliau juga menambahkan tak ada niat sedikitpun mengkomersilkan Museum ini,lebih jelas beliau mengatakan sebenarnya masih sangat banyak batu purbakala yang ada di desa Cipaku tetapi warga sekitar melarang siapapun untuk mengambilnya karena dianggap dapat menyebabkan beberapa warga sakit.Keunikan lain dari museum ini adalah semua benda yang ada di museum adalah koleksi pribadi milik Romo Mintohardjo dan teman-temanya
.
       Warga sekitar lebih mengenal Museum ini dengan nama Prasasti Batu tulis,itu dikarenakan di sebelah utara museum terdapat sebuah batu besar yang dulunya terdapat prasasti sebelum di rusak oleh warga sekitar yang tak bertanggung jawab,padahal menurut  Pak Tunggul Prasasti Cipaku ini memiliki hubungan dengan prasasti Cipaku yang ada di Bogor peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

       Pak Tunggul mengaku banyak tamu yang mendatangi dan menginap dirumahnya di malam tertentu ,kebanyakan mereka berasal dari luar kota seperti Cirebon,Banyumas,Jogjakarta dan beberapa kota lain.







3 komentar: