Museum Lokasthiti Giri Badra,Situs
Sejarah yang Kurang Dihargai
Tepatnya di Grumbul Pangebonan, desa
Cipaku, kecamatan Mrebet, bidang tanah yang dibeli Romo Mintohardjo Tjokronegoro,dengan luas 4000 meter persegi ini awalnya hanya dibangun sebuah rumah,baru
setelah 5 tahun bangunan tempat
menyimpan batu purbakala dibangun
disekitar rumah menyerupai taman yang disusun dengan teratur,hal ini dilakukan
karena setiap urutan dan peletakan batu memiliki makna. Kebanyakan koleksi di Museum
Lokasthiti Giri bhadra berasal dari daerah sekitar museum terutama batu
berbentuk Lingga dan Yoni,ada juga batu berbentuk patung Ganesha.
Tidak hanya koleksi benda purbakala,
masih di sekitar museum juga di bangun semacam Pendapa yang berisi alat musik
Gamelan yang biasanya di mainkan ketika masuk bulan Sura atau Muharam.Pemilihan
Cipaku sebagai tempat pembangunan museum juga tidak sembarangan, karena menurut
ilmu Kejawen di daerah ini dianggap paling banyak memiliki energi gaib.
Awal pembangunan museum sempat mendapatkan hambatan dari Disbudparpora
daerah Purbalingga dan protes dari warga sekitar karena dianggap sesat dan
menyebabkan beberapa warga sekitar sakit,
Beberapa kali mereka juga di datangi pihak pihak yang mengatas namakan agama
hingga merusak koleksi benda museum tanpa alasan yang jelas.”Sebenarnya ini
hanya hobi dan kesukaan kami mengkoleksi dan menguri uri benda purbakala,mereka
terkadang aneh”kata Tunggul,Juru kunci yang menggantikan Romo Mintoharjo,yang
telah wafat sekitar lima tahun lalu,beliau juga menambahkan tak ada niat sedikitpun
mengkomersilkan Museum ini,lebih jelas beliau mengatakan sebenarnya masih
sangat banyak batu purbakala yang ada di desa Cipaku tetapi warga sekitar
melarang siapapun untuk mengambilnya karena dianggap dapat menyebabkan beberapa
warga sakit.Keunikan lain dari museum ini adalah semua benda yang ada di museum
adalah koleksi pribadi milik Romo Mintohardjo dan teman-temanya
.
Warga sekitar lebih mengenal Museum
ini dengan nama Prasasti Batu tulis,itu dikarenakan di sebelah utara museum
terdapat sebuah batu besar yang dulunya terdapat prasasti sebelum di rusak oleh
warga sekitar yang tak bertanggung jawab,padahal menurut Pak Tunggul Prasasti Cipaku ini memiliki
hubungan dengan prasasti Cipaku yang ada di Bogor peninggalan Kerajaan Tarumanegara.
Pak Tunggul mengaku banyak tamu yang
mendatangi dan menginap dirumahnya di malam tertentu ,kebanyakan mereka berasal
dari luar kota seperti Cirebon,Banyumas,Jogjakarta dan beberapa kota lain.
menarik gan infonya, itulah pemerintahan indonesia tidak peduli akan sejarah :p
BalasHapusooo begitu,ma accih kakagg.ahaha
BalasHapushahahhahahahahahah
BalasHapus